Day 4: Ulleri – Ghorepani
“Sunrise. Sunrise”. Kami berteriak kegirangan… Karena hanya dari balik jendela kamar, kami bisa langsung menyaksikan gurat kuning keunguan yang perlahan memudar. Melewati batas cakrawala. Bukit-bukit yang berlapis dan diselimuti kabut tipis menambah indahnya suasana matahari terbit saat itu. Sore hari yang berkabut, berganti dengan pagi yang cerah. Dan saat ini kami bisa melihat puncak Machhapuchhre atau Fish Tail atau Buntut Ikan yang menjulang 6997 Meter diselimuti es. Indah dan berasa dekat sekali. Setelah sarapan dengan menu gunung yang nikmat, dan sebelum memulai trekking pagi itu, kami banyak berfoto dengan latar belakang puncak Machhapuchhre dengan langit biru. Sungguh kami sangat beruntung dengan panorama yang kami saksikan.
Pukul 9.00 kami mulai beranjak menuju Ghorepani yang berada pada ketinggian 2874 Mdpl. Perjalanan menuju Ghorepani lumayan panjang dan menantang, terlebih kita sudah harus mulai membiasakan diri berhati-hati melewati jalan atau trek yang berlapis es. Kalau tidak hati-hati bisa terpeleset. 3.5 jam berjalan, pemandangan kanan kiri sangatlah memanjakan mata, mulai dari bukit-bukit sampai masuk ke dalam hutan yang sejuk sebelum tiba di tempat kami makan siang di daerah Nangethanti. Tempat makan kami kali ini bernama tidak kalah unik, Hungry Eye Restaurant. Di sini beberapa trekkers sudah tiba dan beberapa sudah mulai menyantap makanan mereka. Dan di sini, kami memutuskan untuk makan Dal Bhat, mengobati kerinduan akan lauk dan nasi putih. Dal sendiri artinya sayur kuah khas Nepal yang terbuat dari kacang, bisa kacang merah atau kacang hijau. Bhat artinya nasi putih. Sepaket Dal Bhat biasa juga dilengkapi dengan ayam atau ikan air tawar dan beberapa acar serta sayur. Saya sendiri sangat suka suasana Hungry Eye resto ini. Kami sengaja makan di luar untuk mencari sinar matahari. Beda dengan hari sebelumnya, kami mencari atap untuk menghindari sinar matahari, hehe. Selain Dal Bhat, kami memesan omelet (lagi), kentang dan mie goreng.
¼ jalur terakhir antara Ulleri ke Ghorepani, kepala saya tiba-tiba agak pusing. Entah ini serangan AMS atau bukan, karena kalau AMS biasanya disertai mual dan beberapa tanda lainnya, sedangkan saya hanya pusing saja, dan ketinggiannya pun masih di bawah 3000 Mdpl. Bisa jadi juga karena dehidrasi, dikarenakan sepanjang pendakian saya hanya minum sedikit, karena jarang merasa haus dengan hawa yang sejuk. Atau karena oksigen yang menipis? Entahlah, yang pasti ketika sudah sampai di Ghorepani perlahan sudah kembali normal. Tips dasar AMS, ketika sudah pusing dan mual, stop pendakian dan istirahat. Kalau masih sama, disarankan untuk turun perlahan bukan malah naik.
Oh iya, sesaat sebelum tiba di Ghorepani, kami menemukan gundukan es pertama kami sepanjang trekking. Tentu saja hal ini tidak disia-siakan makhluk tropis untuk sekedar berfoto dan sedikit bermain. Harap maklum, di Jakarta kan nggak ada, hehe. Pukul 3 sore kami sudah tiba di Ghorepani. Subhanallah, ternyata di sini pemandangannya jauh lebih indah. Tidak hanya Machhapuchhre atau Fish Tail, kami juga bisa melihat gugusan puncak lain seperti Huinchuli 6441 Meter dan Annapurna South dengan ketinggian 7219 Meter. Panorama sweep dan Himalaya seperti ada dekat di depan kami. Ditambah lagi kami berhasil mendapatkan penginapan bernama Mount View Lodge dengan pemandangan langsung ke arah sana. Jepret kanan kiri, bahkan sampai menjejakan kaki ke luar jendela. Demi foto bagus.
Icing road
Setelah memilih menu makan malam, yang seperti biasa harus dipesan sebelum jam 5 sore, kami bersih-bersih dan meluruskan kaki sejenak. Dan sambil menunggu makan malam, kami mengatur waktu dengan kedua porter kami untuk janjian persiapan summit menuju Poon Hill, dan kami sepakat untuk memulai summit pukul 05.30 dengan pertimbangan jarak yang tidak terlalu jauh, dan sunrise di sini baru muncul sekitar pukul 6.45. Sebelum tidur, atas inisiatif Opiq kami menyiapkan oats dan sereal yang akan kami makan sebelum summit sebagai pengganjal perut.
Foto-foto hari ke-4
Sunrise Ulleri
Hungry Eye Restaurant & Menu
We love trekking in Nepal
Salah satu gambaran desa di pegunungan & Tempat istirahat di sepanjang jalur (Dari batu yang disusun)
Day 5: Summit Poon Hill
Berbekal pakaian hangat, yang tebal dari ujung kepala sampai kaki. Kami mulai menapakkan kaki dari penginapan yang hangat menuju Poon Hill yang super dingin. Saya yang sebelumnya tidak pernah pilek sepanjang pendakian, di sini harus menyiapkan beberapa lembar tisu di kantong. Ya dingin banget. Dibutuhkan sekitar 1 Jam berjalan mengikuti trek yang lumayan jelas, sebelum akhirnya kami tiba di Poon Hill, 3180 Mdpl dan tujuan utama kami. Alhamdulillah.
Perlahan matahari mulai muncul dari peraduan, sinar kemerahan mulai menerpa para penikmat pagi. Pucuk-pucuk gunung es mulai berubah warna menjadi kuning keemasan. This is the best part. Benar-benar tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Dan kadang foto dan video pun tidak bisa menangkap apa yang kita lihat dengan mata kepala sendiri. Luar biasa indahnya. Puncak gunung satu persatu mulai bewarna keemasan, Dhaulagiri dengan ketinggian 8167 Meter, Puncak Tukuche 6920M, Nilgiri 6940M, Varaha Shikhar 7847M, Gunung Annapurna I 8091M, Annapurna South 7219M, Annapurna III 7855M, Machhapuchhre atau Fish Tail atau favorit saya di 6993M, Annapurna IV 7525M, Annapurna II 7937M, Lamjung Himal 6931M dan masih banyak lagi puncak gunung es yang terlihat dari sini. Sungguh pemandangan sekali seumur hidup dan perjalanan melelahkan tapak demi tapak terbayar sudah.
Entah berapa lama kami habiskan di sini untuk berfoto. Dan porter kami pun rasanya sudah habis kesabaran untuk mengajak kami turun dan sampai tanpa disadari trekkers yang tadinya banyak memenuhi areal Poon Hill perlahan sudah mulai habis. Kalau bisa sih, ada penginapan di sini, jadi pemandangan seperti ini bisa dinikmati sambil minum kopi atau ketika membuka jendela kamar J.
Perlahan meninggalkan Poon Hill, perjalanan turun menuju Ghorepani harus kembali ekstra hati-hati karena banyak bagian jalan yang terutup es, sehingga agak licin. Lagi pula, buat apa jalan terlalu cepat, toh kita bisa menikmati pemandangan gugusan Himalaya yang jarang kita lihat langsung. Apalagi saat ini cuaca cukup cerah.
Tiba di penginapan, selesai sarapan dan packing, pukul 10.00 kami mulai berjalan dari Ghorepani menuju Tadapani. Tadapani sendiri ada di ketinggian 2675 Mdpl. Tapi tunggu dulu, jangan anggap karena posisinya di bawah, perjalanan akan lebih mudah dari sebelumnya, justru salah besar. Di bagian inilah ternyata trekking tersulit sepanjang jalur Poon Hill. Kita harus naik turun, mulai dari Ghorepani yang ada di 2874 Mdpl harus naik dulu ke ketinggian 3000an Mdpl, kemudian menjelang tiba di Tadapani harus kembali turun 200 meter dan naik lagi 150 meter. Perjalanan naik turun ini memakan waktu kurang lebih 6-7 jam. Tapi jangan terlalu dipermasalahkan, pemandangan menuju Tadapani juga bisa dibilang paling bagus diantara jalur trek yang sebelumya kami lewati. Di sepanjang jalur ini, kami bisa menikmati gugusan Himalaya di kiri jalan, gundukan es tebal di kanan kiri jalur, beberapa air terjun yang kadang ada yang sampai membeku, dan beberapa monyet putih yang bergantungan di pohon di tengah hutan. Sebelum tiba di Tadapani, kami berhenti untuk makan siang di Desa Deurali yang berada di ketinggian 3100 Mdpl, di Restoran Deurali Yak. Kami kembali memesan Dal Bhat yang ditemani pasta dan kentang.. Yummy bukan? 😀
Pukul 4.30 sore kami tiba di Desa Tadapani. Di sini kami bisa melihat Puncak Fish Tail dengan jelas, dan beberapa puncak lain seperti Annapurna South, Hiunchuli, Fishtail, and Annapurna II. Dan jangan Tanya bagaimana suasana sunset di sana, luar biasa. Pantulan warna kemerahan dengan kontras sempurna antara awan tipis dan puncak gunung es. Satu lagi, semuanya juga bisa dinikmati dari jendela kamar atau sambil menikmati teh masala di dekat tungku perapian.
Foto-foto hari ke-5
Praying Flag di Poon Hill 3180 Mdpl
Jalan menurun menuju Ghorepani
Poon Hill Sign & Jump
Panorama salju sepanjang Ghorepani menuju Tadapani